03 Maret 2009

Sedikit tentang Antioksidan


Antioksidan didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil. Di dalam tubuh, antioksidan menekan kerusakan sel yang terjadi akibat oksidasi radikal bebas. Antioksidan merupakan senyawa-senyawa yang melindungi sel tubuh dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif.

Radikal bebas berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari aktivitas lingkungan misalnya radiasi gelombang elektromagnetik, polusi udara, asap rokok, dan lain sebagainya. Di dalam tubuh, radikal bebas akan melepaskan satu ikatan atom elektron pada molekul lain seperti pada DNA dan sel sehingga berpotensi merusak. Akibatnya, DNA dan sel menjadi tidak stabil.



Tidak stabilnya sel karena berkurangnya satu ikatan elektron menyebabkan proses penuaan yang terlalu cepat maupun kanker. Lipid misalnya, seharusnya menjaga kulit agar tetap segar, namun berubah menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat proses penuaan. Demikian juga oksigen reaktif yang memacu zat karsinogenik. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Oksigen reaktif di dalam darah yang paling populer diantaranya adalah superoksida (O’2), Hidroksil (`OH), peroksil (ROO`), hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen (O2), oksida nitrit (NO`), peroksinitrit (ONOO`), dan asam hipoklorit (HOCl).

Ada 2 jenis sumber radikal bebas, yaitu:
- Endogenus; autoksidasi, oksidasi enzimatik, fagositosis dlm respirasi, transpor elektron di mitokondria, oksidasi ion-ion logam transisi, atau ischemic.
- Eksogenus; sinar UV  merangsang melanosit memproduksi melanine berlebihan di dalam kulit yang tidak hanya membuat kulit lebih gelap tetapi juga berbintik hitam. Sinar UVA merusak kulit dengan menembus lapisan basal yang menimbulkan kerutan.

Sumber-sumber antioksidan

Yang termasuk ke dalam golongan antioksidan antara lain vitamin, polipenol, karotin, dan mineral.

Vitamin A

Sebagai antioksidan, beta karoten adalah sumber utama Vitamin A yang sebagian besar terdapat di dalam tumbuhan. Beta karoten terkandung di dalam wortel, brokoli, tomat, sayur hijau, bayam, labu, hati, kentang, telur, aprikot, mangga, susu, dan ikan.

Vitamin C
Asam askorbat mudah dioksidasi ,emkado asa, dehidroaskorbat sehingga berperan sebagai antioksidan. Vitamin C terkandung di dalam sayuran berwarna hijau dan buah-buahan misalnya Lada/merica, cabe, peterseli, jambu biji, kiwi, brokoli, tauge, kesemek, pepaya, stroberi, jeruk, lemon, bunga kol, bawang putih, anggur,raspberri, jeruk kepruk, bayam, tomat, dan nanas.

Vitamin E
Vitamin E ini dipercaya sebagai antioksidan yang mencegah lipid peroksida dari asam lemak tak jenuh dalam membran sel dan membantu oksidasi Vitamin A, serta mempertahankan kesuburan. Vitamin E dapat diperoleh dari minyak nabati terutama minyak kecambah, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, asparagus, alpukat, buah zaitun, bayam, minyak sayur, sereal, dan sayuran hijau lainnya.

Karoten
Karoten dapat diperoleh dari beta karoten, lutein, likopen, wortel, labu, sayur-sayuran hijau, buah berwarna merah, tomat, dan rumput laut.

Polipenol
Polipenol banyak terdapat di dalam teh, bir, anggur, minyak zaitun, cokelat

Hal yang mengejutkan adalah astaxanthin yang tergolong karoten, memiliki kemampuan 1000 kali lebih kuat sebagai antioksidan daripada vitamin E. Udang, ikan salmon, dan kerang merupakan sumber potensial astaxanthin. Selain itu, astaxanthin juga melindungi alga dari perubahan lingkungan seperti tingginya foto oksidasi ultraviolet dan evaporasi. Antioksidan ini bekerja melawan lipid peroksida dan bahaya oksidasi LDL kolesterol maupun UV, serta membantu penglihatan, respon kekebalan, reproduksi, dan pigmentasi bagi alga. Kandungan astaxanthin terbanyak terdapat pada sejenis mikroalga yaitu haematococos pluvalis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar