19 Februari 2009

Mari Minum Teh


Jenis-jenis Teh

Teh yang kita kenal di pasaran dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan proses pengolahannya, yaitu : teh hitam, teh Oolong, dan teh hijau. Teh hitam disebut juga sebagai teh fermentasi atau oksimatis yang berarti oksidasi ensimatis. Teh hijau berwarna hijau dan dihasilkan melalui proses pengukusan cepat untuk menghambat terjadinya fermentasi yang dapat menyebabkan perubahan warna pada daun. Teh Oolong merupakan kombinasi dari keduanya, menyerupai teh hitam dan hijau karena dilakukan setengah fermentasi dan prosesnya dihentikan sebelum berlangsung sempurna. Teh ini berwarna coklat kehijau-hijauan dengan cita rasa yang lebih kaya dari teh hijau namun lebih lembut dari teh hitam. Karena diproses melalui mekanisme yang berbeda maka ketiga kelompok teh tersebut memiliki perbedaan fisik dan kimiawi.

Perbedaan utama secara kimiawi adalah kandungan komposisi polyfenol dari ketiga jenis teh tersebut. . Pada proses pengolahan teh hitam dan teh Oolong, sebagian katekin berubah menjadi theaflavin, thearubigin, dan theanaphtoquinone. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari pada katekin, mengingat secara struktur theaflavin lebih potensial dari pada katekin. Theaflavin merupakan hasil oksidasi katekin akibat proses oksimatis pada pengolahan teh hitam. Kekuatan Theaflavin setara dengan Katekin bahkan beberapa publikasi terkini menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari katekin.

Theaflavin merupakan hasil oksidasi katekin akibat proses oksimatis pada pengolahan teh hitam. Kekuatan Theaflavin setara dengan Katekin bahkan beberapa publikasi terkini menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari katekin.

Cukup banyak penelitian epidemiologis yang menguji kaitan antara minum teh dan risiko penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah). Diketahui bahwa mereka yang minum tiga cangkir teh sehari memiliki risiko infark otot jantung yang lebih rendah daripada mereka yang tidak mengonsumsi teh. Selain itu, risiko adanya penyakit pada pembuluh darah secara signifikan juga lebih rendah pada kelompok wanita yang minum teh hitam empat cangkir setiap hari

Studi terbaru yang dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menyatakan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi risiko terjadinya demensia (kemunduran fungsi berpikir atau daya ingat). Penelitian itu dilakukan terhadap 1.003 orang Jepang berumur lebih dari 70 tahun dan menemukan bahwa mereka yang minum teh hijau dua cangkir (200 ml) atau lebih setiap hari mengalami kemunduran fungsi berpikir yang lebih sedikit dibandingkan mereka yang mengonsumsi teh hijau dalam jumlah kecil. Hal tersebut diduga karena adanya kandungan polifenol dalam teh hijau, khususnya EGCG.

Riset sebelumnya pernah menunjukkan bahwa teh dan polifenol teh dapat berperan untuk melindungi saraf dan membantu memperbaiki penyakit-penyakit kemunduran saraf, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson. Selain berkhasiat sebagai antioksidan, EGCG mempunyai efek melindungi saraf dengan cara meningkatkan aktivitas pertumbuhan neurit.

Kadar flavonoid dalam teh oolong biasanya lebih rendah (5-13 mg/l) daripada kandungan flavonoid teh hitam. Adapun jumlah flavonoid yang dijumpai pada seduhan teh hijau sebanding dengan kadar flavonoid dalam teh hitam.

Mengapa minum teh ??
Enam cangkir teh setiap hari akan memberikan asupan 70 mg protein kepada tubuh kita, dan 1-5% karbohidrat jika diminum tanpa gula. Namun demikian, karena kandungan tanin di dalam teh hijau lebih tinggi daripada teh hitam maka teh hijau sangat baik dikonsumsi untuk orang yang sedang dalam program diet menurunkan berat badan, karena tanin memiliki kemampuan untuk menguraikan lemak. Selain itu, kandungan 60 mg kafein di dalam 100 ml teh berkhasiat menyegarkan tubuh. Kafein di dalam teh diserap usus dan masuk ke dalam aliran darah melalui proses yang kompleks dan sangat lambat. Sehingga reaksinya pun lebih ringan daripada minuman berkafein lainnya. Dengan mengonsumsi 4 cangkir teh hijau per hari maka dapat membakar 80 kalori yang tertimbun di dalam tubuh.
Banyak yang beranggapan bahwa teh bisa membuat gigi tampak kusam. Anggapan tersebut adalah salah karena teh juga mengandung fluoride yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan mulut dan mengusir karang gigi dengan cara membunuh virus dan bakteri mulut yang berbahaya. Fluoride juga mampu menguatkan email gigi dan mencegah kerusakan gigi lebih lanjut.
Minum teh secara teratur juga dapat menjamin kebutuhan vitamin K, khususnya bagi wanita berusia lebih dari 20 tahun sehingga dapat mencegah terjadinya osteoporosis, khususnya pada wanita pasca menopause. Teh juga bisa mengurangi kadar kolesterol dalam darah, dan menurunkan tekanan darah. Resiko terkena seranan jantung menurun bagi orang yang biasa mengonsumsi 2-3 cangkir teh hitam setiap hari. Dan, bagi penderita diabetes, kandungan polifenol di dalam teh membantu menurunkan tingkat gula darah. Penderita diabetes sangat disarankan mengonsumsi teh hijau karena memiliki antioksidan yang sangat baik, menceah produksi dan penumpukan oksigen aktif dan lipid peroksida di dalam tubuh. Selain itu, antioksidan pada teh juga memperlancar arteri mengirimkan darah ke jantung dan seluruh tubuh serta melindungi tubuh dari efek polusi serta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menangkal serangan infeksi. Para biker (pengedara sepeda motor) dianjurkan untuk minum teh secara teratur.

05 Februari 2009

Amankah memasak di dapur ???

Memasak, merupakan aktivitas rutin yang dilakukan setiap hari oleh seluruh anggota keluarga. Sebagai ibu rumah tangga, peranan seorang ibu dalam masak-memasak menjadi dominan di dalam sebuah keluarga yang tidak memiliki pembantu. Peranan tersebut bahkan telah dilakoni sejak masih kecil, remaja, dewasa, dan bahkan setelah tua renta sekalipun.

Pada mulanya, kegiatan masak-memasak dilakukan dengan memanfaatkan kayu bakar. Bahkan saat ini pun masih banyak dilakukan oleh keluarga baik yang tinggal di perkotaan maupun di daerah pinggiran sekalipun. Kayu bakar yang tersedia secara gratis telah menjadikan banyak keluarga sangat bergantung pada salah satu jenis sumber energi yang sangat murah ini.

Dengan berjalannya waktu, telah ditemukan sumber energi alternatif lain yaitu minyak bumi dan gas alam. Minyak bumi diolah menjadi minyak tanah yang sangat akrab bagi keseluruhan penduduk di banyak negara berkembang sebagai bahan bakar utama pengganti kayu bakar dan arang. Selanjutnya, gas alam yang keluar dari perut bumi pun dimanfaatkan sebagai bahan bakar utama di dalam rumah tangga, dan dikenal masyarakat sebagai elpiji (LPG = Liquid Pressured Gas).

Di banyak negara maju, minyak tanah dan kayu bakar telah ditinggalkan untuk keperluan rumah tangga. Sebagai gantinya digunakan elpiji yang lebih bersih, bahkan listrik. Tiap-tiap jenis bahan bakar tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Namun demikian kayu bakar, arang, minyak tanah, dan gas memiliki kesamaan yaitu menghasilkan panas melalui pembakarannya.

Pembakaran bahan bakar fosil (kayu, arang, minyak tanah, gas, dlsb) akan menghasilkan beberapa senyawa maupun partikulat yang disebut sebagai polutan, diantaranya adalah karbonmonoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia termasuk ozon (O3). Diantara banyak senyawa yang dihasilkan pada proses pembakaran bahan bakar fosil tersebut maka karbonmonoksida akan diuraikan di dalam tulisan ini.

Yang menjadi sumber polusi utama di dalam rumah adalah pembakaran untuk keperluan memasak dan pemanas ruangan. Gas alam yang merupakan bahan bakar yang paling umum digunakan saat ini menghasilkan produk utama nitrogen dioksida dan karbon monoksida serta beberapa produk pembakaran lain yang tidak berbahaya. Jika kayu dibakar dalam suatu perapian atau untuk memasak (yang dilakukan di banyak negara), selain dihasilkan polutan tersebut maka akan ditambahkan lagi partikulat dan sejumlah besar hidrokarbon. Pada pertengahan tahun 1970-an beberapa pakar melaporkan adanya tanda bahwa polusi udara mungkin lebih berbahaya di dapur rata-rata rumah dibandingkan di luar rumah yang dekat dengan jalan raya (Haryoto, 1995 : 50) . Jika kegiatan masak-memasak dilakukan juga oleh ibu-ibu yang sedang hamil maka karbon monoksida yang dihirup selama masa kehamilan tersebut diduga menjadi salah satu penyebab keadaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan bahkan mungkin mengurangi kemampuan mental anak (WHO, 1996).
Apabila CO dihirup dalam proses bernapas melalui paru-paru, maka lebih kurang 80 % - 90 % dari jumlah CO tersebut akan diabsorbsi oleh tubuh dan mengikuti peredaran darah menyebar ke seluruh tubuh. Karbonmonoksida kemudian berikatan dengan hemoglobin membentuk carboxyhemoglobin (HbCO). HbCO ini akan menyebabkan lepasnya ikatan oxyhemoglobin (HbO) dan mengurangi kemampuan transportasi oksigen di dalam darah.
O2 + CO --> HbCO + O2
Carboxyhemoglobin memiliki kestabilan beberapa kali lipat dibandingkan dengan oxyhemoglobin sehingga reaksi ini mengakibatkan berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan O2 kepada jaringan tubuh. Jika kita duduk di udara dengan kadar karbon monoksida 60 bpj selama 8 jam, maka kemampuan mengikat oksigen oleh darah itu turun sebanyak 15 % , sama dengan kehilangan darah sebanyak 0,5 liter (A. Tresna S,1991). Paparan dari karbon monoksida menghasilkan hypoxia pada jaringan. Hypoxia menyebabkan efek pada otak dan perkembangan janin. Efek pada sistem kardiovaskuler terjadi pada HbCO kurang dari 5 % ( WHO,1996).